Pharmacon Bidik Pendapatan Rp 1,05 T

02 Feb 2011

JAKARTA - Distributor produk farmasi, FT Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC), membidik pendapatan Rp 1,05 triliun pada 2011, naik 18% dibanding tahun lalu. Sedangkan laba bersih dipatok Rp 3,5 miliar.

"Kami akan membuka satu cabang baru di luar Jawa pada semester kedua tahun ini, sehingga pendapatan diharapkan meningkat," ujar President Director Millennium Pharmacon Andrew Loke kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (1/2).

Menurut Loke, dana pembangunan cabang baru mencapai Rp 1,5 miliar. Pembangunan cabang baru dibiayai dari belanja modal {capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp 8,5 miliar. Capex didanai dari kas internal.

Selain membangun cabang baru, capex juga digunakan untuk meningkatkan kapasitas gudang penyimpanan barang dengan alokasi Rp 5 miliar.

Sedangkan sisanya sebanyak Rp 2 miliar dialokasikan untuk mendukung kegiatan operasional.

Per Desember 2010, perseroan memiliki 29 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, seperti Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Di sisi lain, perseroan berencana menggandeng dua pemegang merek (prinsipal) obat tahun ini, setelah tahun lalu ditinggalkan PT Merek Indonesia Tbk. Hengkangnya Merek membuat pendapatan merosot hingga 30%.

"Kami telah memasarkan 24 merek dan tahun ini kami berencana mencari dua prinsipal lagi. Dari 24 prinsipal yang ada sekarang diharapkan bisa meningkatkan pendapatan hingga 14%. Sedangkan dua merek baru diharapkan bisa mengangkat omzet hingga 16%," ujar dia.

Dengan demikian, kata dia, turunnya pendapatan akibathengkangnya Merek dapat dikompensasi oleh dua merek baru.

"Perseroan telah kehilangan omzet 30% setelah Merek keluar pada 2010. Ada kemungkinan terjadi penurunan pendapatan dan laba bersih tahun lalu. Meski begitu, akuntan kami mengatakan perseroan tetap untung," ujar Andrew.

Pharmacon kini memiliki 16 ribu pelanggan di seluruh Indonesia. Produk yang didistribusikan perseroan antara lain obat resep, obat bebas (over the counter/OTC) dan alat kesehatan. Dari ketiga kelompok produk tersebut, kontribusi terbesar diberikan oleh obat dengan resep sekitar 60%. Sisanya sebanyak 40% dipasok OTC dan alat kesehatan.

Pharmaniaga Bhd, produsen obat Malaysia, menjadi pemegang saham mayoritas Pharmacon dengan kepemilikan 55%. (cO4)





Source: Bataviase


© 2010 MPI Limited, modify by yes.